Blogger Widgets

Thursday, January 1, 2015



PROSES PERKEMBANGAN INDIVIDU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam kehidupannya seorang individu pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Pada hakikatnya proses perkembangan pada manusia berlangsung secara progesif dan berkesinambungan. Perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang berlangsung sepanjang masa hidup. Perkembangan dipengaruhi oleh proses-proses biologis, kognitif , dan sosioemosional yang saling mempengaruhi (Santrock,1995 : 28). Berkenaan dengan hal itu pengetahuan tentang  perkembangan dapat memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja. Terlebih bagi seorang konselor yang diharapkan dapat memberikan respons yang tepat terhadap perilaku klien yang sedang mengalami proses perkembangan. Untuk itu, konselor perlu mengetahui dan memahami alur perkembangan individu, kecenderungan arah perkembangan individu, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu serta peran kematangan dan belajar dalam perkembangan.

1.2  Rumusan Masalah
1) Bagaimana alur perkembangan individu?
2) Seperti apa kecenderungan arah perkembangan individu?
3) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan individu?
4) Apakah peran kematangan dan belajar dalam perkembangan?

1.3  Tujuan
1) Untuk mengetahui alur perkembangan individu.
2) Untuk mengetahui kecenderungan arah perkembangan individu.
3) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhiperkembangan individu.
4) Untuk mengetahui peran kematangan dan belajar dalam perkembangan.



BAB II
PEMBAHASANAN

2.1 Alur Perkembangan Individu
Secara faktual perkembangan bukan dimulai sejak kelahiran seseorang, melainkan sejak terjadinya konsepsi. Perkembangan individu tidak pernah berlangsung statis , melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progesif dan berkesinambungan. Perubahan-perubahan itu terus berlangsung tanpa henti meskipun semakin lama semakin pelan setelah ia mencapai titik puncaknya.
Menurut Papalia,dkk dalam bukunya yang berjudul Human Development (2008 : 11-13) menjelaskan bahwa tahapan perkembangan diklasifikasikan ke dalam 8 (delapan) periode rentang kehidupan, yaitu :

2.1.1 Periode Pralahir
a)         Perkembangan Fisik
Pada tahap ini kehamilan terjadi. Dari awal, bakat genetik berinteraksi dengan pengaruh lingkungan. Selanjutnya struktur fisik dasar dan organ dibentuk. Pertumbuhan otak dimulai. Pertumbuhan fisik yang terjadi pada masa ini paling cepat sepanjang rentang kehidupan. Karena kerentanan terhadap pengaruh lingkungan sangat besar.
b)         Perkembangan Kognitif
Kemampuan untuk belajar, mengingat dan merespons terhadap stimuli sensoris mulai berkemban.
c)         Perkembangan psikososial
Janin merespons kepada suara ibu dan mengembangkan rasa suka kepada suara tersebut.




2.1.2  Bayi dan Batita ( dari lahir hingga umur 3 tahun)
a)    Perkembangan Fisik
Semua sensor dan sistem tubuh berfungsi saat lahir dengan tingkatan yang beragam. Otak tumbuh dalam hal kompleksitas dan sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan. Pertumbuhan fisik dan perkembangan keterampilan motorik sangat tinggi.
b)    Perkembangan Kognitif
Pada minggu pertama kemampuan untuk belajar dan mengingat telah ada. Penggunaaan simbol dan  kemampuan untuk memecahkan masalah dikembangkan pada akhir tahun ke dua. Pemahaman dan penggunaan bahasa berkembang dengan cepat.
c)         Perkembangan Psikososial
Keterikatan kepada orang tua, danorang lain terbentuk. Kesadarn diri terbentuk. Peralihan dari ketergantungan kepada otonomi terjadi. Ketertarikan kepada anak-anak lain meningkat.

2.1.3 Masa kanak-kanak awal (3-6 tahun)
a)     Perkembangan Fisik
Pertumbuhan berlangsung dengan kecepatan stabil, penampilan menjadi lebih langsing dan proporsinya makin menyerupai orang dewasa. Selera makan menghilang dan kesulitan tidur adalah hal yang biasa muncul pada masa ini. Keterampilan tangan mulai tampak ; keterampilan motorik yang halus dan mendasar semakin menguat.
b)    Perkembangan Kognitif
Pemikirannya hingga tahap tertentu masih bersifat egosentris, akan tetapi pemahamannya terhadap perspektif orang lain semakin meningkat. Kecerdasan menjadi lebih mudah diprediksi, masuk re-school adalah hal biasa terlebih lagi taman kanak-kanak.
c)         Perkembangan Psikososial
Konsep diri dan pemahaman terhadap emosi tubuh ; penghargaaan terhadap diri adalah suatu hal yang global. Meningkatnya inisiatif , independen , kontrol diri. Identitas gender dibangun. Permainan menjadi lebih imanjinatif, elobaratif, dan lebih sosial. Kebersamaan , agresi dan rasa takut merupakan hal yang biasa muncul.

2.1.4 Masa Kanak-kanak (6-11 tahun )
a)    Perkembangan Fisik
Pertumbuhan melambat. Kekuatan dan keterampilan atletis meningkat. Sakit saluran pernapasan adalah hal yang bisa terjadi akan tetapi secara umum tingkat kesehatannya terbaik dibandingkan dengan periode umur lain.
b)    Perkembangan Kognitif
Egosentrisme menghilang, anak mulai berpikir logis namun konkret. Meningkatnya kemampuan daya ingat dan keterampilan berbahasa. Keunggulan kognitif memungkinkan anak mendapatkan keuntungan dari sekolah formal.
c)         Perkembangan Psikososial
Konsep diri menjadi lebih kompleks, dan mempengaruhi kepercayaan diri. Pengaturan bersama atau koregulasi merefleksikan perubahan gradual dalam kontrol dari orang tua kepada anak. Teman sebaya menjadi sesuatu yang penting.

2.1.5 Masa Remaja (11-20 tahun)
a)     Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik dan perubahan lainnya berlangsung cepat dan sangat intens. Terjadinya kematangan organ reproduksi. Risiko kesehatan utama bersumber dari isu perilaku, seperti penyimpangan pola makan, dan penyalahgunaan obat.
b)    Perkembangan Kognitif
Berkembanganya kemampuanuntuk berpikir secara abstrak dan menggunakan alasan ilmiah. Pemikiran yang kurang dewas terus berlangsung dalam sikap dan perilaku tertentu. Pendidikan difokuskan kepada persiapan memasuki universitas atau bekerja.
c)         Perkembangan Psikososial
Pencarian terhadap identitas, termasuk identitas seksual, menjadi isu sentral. Secara umum hubungan dengan orang tua berlangsung baik. Kelompok sebaya membantu mengembangkan dan menguji konsep diri tetapi juga dapat menimbulkan pengaruh anti sosial.

2.1.6 Masa Dewasa Awal (20-40 tahun)
a)    Perkembangan Fisik
Kondisi fisik mencapai puncak, untuk kemudian secara perlahan menurun. Pilihan gaya hidup mempengaruhi kesehatan.
b)    Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif dan penilaian moral diasumsikan lebih kompleks. Pilihan pendidikan dan karier.
c)         Perkembangan Psikososial
Sifat gaya kepribadian relatif stabil, akan tetapi perubahan dalam kepribadian mungkin terjadi akibat umur dan peristiwa hidup. Keputusan tentang  hubungan yang lebih intim dan gaya hidup personal dibuat. Sebagian besar orang menikah, dan sebagian besar menjadi orang tua.

2.1.7. Masa Dewasa Tengah (40-65 tahun)
a)    Perkembangan Fisik
Beberapa penurunan sensoris, kesehatan, stamina, dan keterampilanmulai terjadi. Wanita akan mengalami menopause.
b)    Perkembangan Kognitif
Sebagian besar kemampuan mental dasar melemah, kepakaran, kepraktisan, pemecahan masalah meningkat. Keluaran kreatif mungkin menurun, akan tetapi terjadi peningkatan pada kualitasnya. Bagi sebagian orang, kesuksesan karier dan pemasukan mencapai puncaknya. Namun bagi yang lain penderitaan memuncak dan perubahan karier bisa saja terjadi.
c)         Perkembangan Psikososial
Rasa identitas terus berkembang, stres transisi parubaya dapat terjadi pada saat ini. Tanggung jawab ganda, mengasuh anak, dan orang tua, dapat menimbulkan sres. Perginya anak telah meninggalkan “sarang yang kosong”.

2.1.8 Masa Dewasa Akhir (65 tahun dan seterusnya)
a)    Perkembangan Fisik
Sebagian besar orang berada pada dalam kondisi sehat dan aktif, walaupun kesehatan dan kemampuan fisik menurun hingga tingkat tertentu. Keterlambatan dalam waktu bereaksi akan mempengaruhi beberapa aspek fungsi.
b)    Perkembangan kognitif
Sebagian besar orang di usia ini waspada secara mental. Walaupun kecerdasan dan daya ingat mungkin menurun dibeberapa area, akan tetapi sebagian besar orang menemukan jalan untuk mengkompensasinya.
c)         Perkembangan Psikososial
Pensiun dari pekerjaan mungkin menawarkan pilihan baru dalam memanfaatkan waktu. Harus menghadapi kehilangan personal dan kematian. Hubungan dengan keluarga dan teman dekat dapat memberikan dukungan yang penting. Pencarian terhadap makna hidup menjadi sangat penting.

2.2  Kecenderungan Arah Perkembangan Individu
Ada tiga kemungkinan arah garis garis perkembangan hidup seseorangyang dapat digambarkan secara visual:50,0 (c), 15,0 (b), 0,0 (a).








Pada individu-individu yang tergolong normal pada umumnya perkembangan laju pesat sampai usia lima belas tahun, di mana tercapainya titik optimal kedewasaan perkembangan fungsi-fungsi fisik dan psikis (intelektual).Kemungkinan perkembangan selanjutnya.
a)      Kemungkinan pertama, bagi mereka yang tidak memperoleh kesempatan untuk belajar atau melatih fungsi-funsinya (terutama segi intelektual),maka kemampuannya cenderung tidak berkembang lagi sampai usiasekitar empat puluh tahunan bahkan setelah mencapai usia tersebut kemampuannya mulai menurun, malahan tidak kurang jumlahnya yang menuju pikun pada hari-hari tuanya.
b)        Kemungkinan kedua, bagi mereka yang bernasib baik untuk memperolehkesempatan belajar atau melatih fungsi-fungsi psikofisiknya lebih lanjut,maka perkembangan kemamuan fungsi-fungsi masih ada, baik yang bersifat peningkatan atau perluasannya sampai taraf usia sekitar empatpuluh pula. Namun selanjutnya, setelah dijalani usia tersebut tidak berkesempatan lagi belajar, melainkan hanya bekerja, secara routine dan monoton, maka cenderung untuk berada pada titik jenuh tersebut tidak berkembang lagi. Namun bagi mereka yang terus berusaha belajar danmenggumuli perkembangan informasi-informasi mutakhir, perkembangan itu dapat terjadi meskipun hanya bersifat perluasan atau pendalaman.

Karakteristik Laju Perkembangan Motorik 
a)    Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf Perkembangan motorik setiap individu berbeda-beda, hal ini dipengaruhioleh pertumbuhan pusat syaraf dan urat syaraf. Sistem syaraf diperlukanuntuk menunjang terwujudnya keterampilan motorik, selain ituperkembangan motorik juga bergantung pada koordinasi yang baik antarotot. Sistem syaraf tersebut akan berkembang selama tahun awalperkembangan individu, ketika usia 4-5 tahun pasca lahir, mereka dapatmelakukan gerakan kasar yang melibatkan hampir semua bagian badan,akan tetapi setelah umur 5 tahun terjadi perkembangan yang besar dalampengendalian koordinasi yang lebih baik yang melibatkan otot yang lebihkecil. Hal itu dikarenakan pada masa kanak-kanak otot berbelang (stripped muscle) yakni otot yang mengendalikan gerakan sukarela berkembangdalam laju yang agak lambat.
b)    Belajar keterampilan motorik bergantung pada kematangan anak. Upayauntuk mengajarkan dan melatih ketrampilan motorik tidak akan berhasil jika individu belum mencapai kematangan pada sistem syaraf dan otot.Keterampilan motorik yang dilakukan ketika anak telah siap belajarhasilnya akan jauh lebih unggul daripada tanpa adanya kesiapan dariindividu.
c)    Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan.Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan,yakni hukum Cephalocaudal dan Proximodistal. Adanya pola perkembangan yang dapat diramalkan tersebut dapat dibuktikan dengan adanya perubahankegiatan massa ke kegiatan khusus, dengan matangnya mekanisme uratsyaraf, kegiatan massa digantikan dengan kegiatan spesifik dan secaraacak gerakan kasar membuka jalan untuk memperhalus gerakan yanghanya melibatkan otot dan anggota badan yang tepat,sehingga menjadikanmereka mampu menyempurnakan gerakan dari motorik kasar ke motorik halus.
d)    Perkembangan motorik memerlukan norma tertentu. Prinsipperkembangan motorik sebelumnya telah menjelaskanbahwa awalperkembangan motorik mengikuti pola yang dapatdiramalkan, agarperkembangan tersebut sesuai dengan hukum arah perkembangan, makadiperlukan adanya norma perkembangan motorik,norma perkembangantersebut dapat diketahui dari umur rata-rata anak yang dikorelasikandengan kegiatan motorik yang telah dicapai, hal itu dibutuhkan sebagaipetunjuk untuk mengetahui ketrampilan motorik yang telah dicapai dan juga digunakan untuk menilai kenormalan perkembangan anak.
e)    Setiap individu mempunyai laju perkembangan motorik yang berbeda.Masing-masing individu mengalami laju perkembangan motorikyangberbeda-beda. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh usia kematangan tiapindividu, sebagian kondisi tersebut dapat mempercepat laju perkembanganmotorik, namun sebagian lagi merperlambat perkembanganmotorik.Diantara kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik meliputi:
1)      Sifat dasar genetik termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan.
2)      Kondisi pasca lahir yang menyenangkan khususnya gizi makanan sangIbu.
3)      Adanya kerusakan otot disebabkan kelahiran yang sukar.
4)      Kemampuan intelekual (IQ) yang tinggi akan mempercepat lajuperkembangan motorik daripada anak yang memiliki IQ dibawah normal.
5)         Adanya rangsangan dorongan dan kesempatan untuk menggerakkanbagian tubuh.
 6)     Perlindungan yang berlebihan dari orang tua akan memperlambat perkembangan motorik anak.
 7)     Adanya cacat fisik yangdiderita anak akan memperlambat perkembangan motorik.
8)      Adanya motivasi dari dalam diri anak untuk mempraktekkan keterampilan motorik akan mempercepat laju perkembangan motoriknya. Kondisi lingkungan penting karena kondisi memungkinkan kitameramalkan apa yang akan dilakukan orang pada usia tertentu danmerencanakan pendidikan dan pelatihan mereka sesuai pola ini. Kalau perkembangan tidak dapat diramalkan, tidak mungkin merencanakan setiap periode tentang kehidupan. Misalnya orang usia pertengahan tidak akanmempunyai orientasi ke depan untuk membuat rencana sehubungan denganmenurunnya kesehatan berkurangnya penghasilan dan bertambahnya usiamereka. Contoh lain, orang tua tidak mampu membuat rencana yang diperlukanuntuk anak mereka sehingga anak itu mampu menyesuaikan diri.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Individu
Ada 3 faktor dominan yang memengaruhi proses perkembangan individu,ialah : faktor pembawaan (heredity). Heredity ialah faktor pembawaan atauturunan yang bersifat alamiah (nature), faktor lingkungan (environment ).  Environment ialah faktor diluar individu yang merupakan kondisi yangmemungkinkan berlangsungnya proses perkembangan (nurture), dan faktorwaktu (time) .yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation) ialah siap berfungsinya aspek-aspek psikofisik individu. Berikut penjabaran mengenai masing-masing faktor yang berpengaruh :
A)      Faktor  Keturunan (Hereditas)
Hereditas adalah kualitas genetik yang diwarisi orang tua biologis saat pembuahan. Faktor tersebut memberikan sifat khas seseorang yang dibawa sejak kecil atau diwarisi sebagai sifat pembawaan (nature). Namun, pengaruh keturuanan terhadap tingkah laku selalu terjadi secara tidak langsung. Tidak ada satupun fungis psikis yang diturunkan langsung kepada anaknya.
B)      Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah dunia di luar diri yang dimulai dari dalam kandungan, dan pembelajaran yang didapat dari pengalaman. Pengaruh keturunan selalu membutuhkan perantara atau perangsang yang terdapat dalam lingkungan. Lingkungan sering disebut nurture (pemeliharan dan pengasuhan). Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak masa pembuahan sampai masa selanjutnya. Nurture juga bisa dikatakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan.
C)      Faktor Waktu (Time)
Faktor waktu (time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation) ialah siap berfungsinya aspek-aspek psikofisik individu. Ketiga faktor dominan itu dalam proses berlangsungnya perkembanganindividu berperan secara aktif, yang dapat dijelaskan secara fungsional atauregresional dengan formula-formula P = f (H, E, T) atau P = a + b1H + b2E +b3T. Formula ini dipergunakan untuk menjelaskan seberapa besar bobot (weight ) dan bagaimana arahnya (positif atau negatif) dari setiap faktor dominan (H =heredity/nurture, E=environment/lingkungan, dan T = time/ maturation/ kematangan) tersebut terhadap perkembangan perilaku dan pribadi (P)seseorang.
Faktor lain yang memengaruhi perkembangan individu adalah perubahanbudaya. Karena perkembangan individu itu dibentuk untuk menyesuaikan diridengan standar-standar budaya dan segala hal yang ideal, maka perubahan-perubahan dalam standar tersebut akan memengaruhi pola perkembangan.Misalnya, di masa lalu standar pola perilaku anak laki-laki dalam banyak hal berbeda dari standar perilaku yang dianggap tepat untuk anak perempuan. Orangtua dan guru mengetahui bahwa mereka diharapkan membentuk perilaku anak-anak agar sesuai dengan standar yang berlaku. Sekarang ini, adanya beberapa orang dewasa yang lebih menyukai peran seks yang trdisional dan orang-oranglain lebih menyukai persamaan peran seks.
Orang tua dan guru sering kali tidak tahu pola budaya mana yang dipakai sebagai standar. Kalau orang-orang dewasa menentukan bahwa gaya hidup santai dan ceria lebih bermanfaat ketimbang sekadar menumpuk uang dan apabila nilai budaya seperti ini dapat diterima oleh kelompok sosial golongan mereka, maka gaya hidup demikian dengan jelas memengaruhi pola perkembangan minat dan perilaku anak-anak mereka sepanjang kehidupannya. Anak-anak yangdibesarkan dalam keluarga dengan satu orang tua, akan belajar menyesuaikan dengan standar perilaku yandg dapat diterima secara budaya bagi keluargadengan satu orang tua. Standar keluarga dengan satu orang tua dalam banyak hal berbeda dengan standar dari keluarga dengan dua orang tua.
Walaupun sebagian besar perkembangan itu akan terjadi karenakematangan dan pengalaman dari lingkungan , masih banyak yang dapatdilakukan untuk membantu perkembangan seoptimal mungkin. Ini dapatdilakukan dengan merangsang perkembangan yang secara langsung mendorongindividu untuk mempergunakan kemampuan yang terdapat dalam prosespengembangannya. Rangsangan ternyata paling efektif pada saat suatukemampuan sedang berkembang secara normal, sekalipun di setiap saat jugapenting.Acara pendidikan di televisi berhasil merangsang minat baca anak-anak prasekolah. Akibatnya, anak-anak yang secara teratur mengikuti acara ini lebihcepat belajar membaca ketimbang mereka yang tidak menontonnya dan ditingkat usia mana pun kemampuan membaca mereka lebih unggul.
Semakin sering orang tua berbicara dengan anak-anak yang menjelangusia sekolah, semakin cepat anak-anak belajar berbicara dan semakin kuatmotivasi mereka untuk belajar berbicara. Sama halnya, rangsangan terhadapotot-otot selama tahun-tahun pertama menyebabkan kemampuan koordinasimotorik terjadi lebih cepat dan lebih baik. Penelitian terhadap usia lanjut mengungkapkan bahwa rangsangan dapat membantu mencegah kemunduran fisik dan mental. Mereka yang secara fisik dan mental tetap aktif pada usia tua tidak terlampau menunjukkan kemunduran fisik dan mental dibanding dengan mereka yang menganut “filsafat kursi goyang” terhadap masalah usia tua dan menjadi tidak aktif karena kemampuan-kemapuan fisik dan mental mereka sedikit sekali memperoleh rangsangan.
 2.4. Peran Kematangan dan Belajar dalam Perkembangan
2.4.1   Pengertian Kematangan dan Belajar
Menurut para ahli kematangan itu didefinisikan sebagai berikut:
1)    Menurut Chaplin (2002)(dalam Mar’at, 2009 : 6) mendefinisikan kematangan (maturation) sebagai a).  perkembangan, proses mencapai keamsakan/usia masak, b). proses perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan , atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun).
2)    Menurut Mar’at (2009 : 7) kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Namun, kematangan tidak bisa dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan, karena kematangan ini menrupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.
3)    Menurut Diana E. Papalia & Sally Wendkos Olds : kematangan potensi fisik dan mental psikologis iru merupakan suatu keadaan yang akan berfungsi sebagai prenequiaite dalam proses perkembangan kearah pematangan fungsi / potensitersebut selanjutnya.
4)    Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi atau potensi mental psikologis akibat proses perkembangan karena pengalaman dan latihan.
5)    Kematangan potensi fisik dan mental psikologis itu merupakan suatu keadaan yang akan berfungsi sebagai prerequisite dalam prosesperkembangan kearah pematangan fungsi atau potensi. Dengan demikian, menurut kelompok kami, kematangan adalah suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, kemudian muncul dan membentuk kesatuan dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Karena pemaksaan terhadap kecepatan tibanya masa kematangan yang terlalu awal akan mengakibatkan kerusakan atau keggalan dalam perkembangan tingkah laku individu yang bersangkutan. Sedangkan kematangan yang dimaksud dalam bahasan kali ini adalah sebuah kesiapan baik fisik maupun mental seorang individu yang telah dicapai dalam tahap perkembangannya serta siap untuk menjalani kemampuan-kemampuan baru.

Adapun pengertian belajar yang dimaksud dalam kaitan dengan proses perkembangan itu secara luas akan dibahas pada makalah ini. Tetapi secararingkasnya pengertian belajar dapat dikemukakan dari penjelasan Elizabeth B. Horluck yaitu: “ Learning is development that comes from exercise and effot;through learning children acquire competence in using their hereditaryresources”. Jadi belajar ialah perubahan yang terjadi melalui latihan atau usaha. Dengan belajar itulah anak memiliki berbagai kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Atau dengan kata lain, semua aspek perkembangan yang diperoleh sianak itu terjadi karena belajar, tanpa belajar anak tidak mungkin tahu apa-apadan tidak akan bisa apa-apa.


1.4.1    Fungsi Kematangan dan Belajar dalam Perkembangan.
Dalam proses pertumbuhan kearah tercapainya kematangan / kedewasaan fisik, kematangan merupakan factor penyebab ( causes of growth ) yang berarti kedewasaan fisik seorang anak sangat tergantung pada waktunya matang saja ( kalau umurnya sudah 17 tahun maka kematanan dari pertumbuhan fisik akan terjadi dngan sendirinya). Dalam kaitanya dengan proses perkembangan mental psikologis, kematangan unsure fisik berfungsi sebagai perquisite untuk perkembangan, misalnya perkembangan bicara / bahasa tidak mungkin terjadi dengan baik tanpa adanya / didukung oleh kematangan alat bicara ( alat ini matang pada waktu bayi berumur 6 bulan )kematangan otak pada umur 6/7 tahun merupakan prequesite untuk perkembangan psikoseksual dapat dimulai setelah anak matang seksualnya. Jadi dalam kaitanya dengan belajar, kematangan itu berfungsi sebagai pemberi “raw material” atau bahan dasar untuk belajar.
Adapun posisi belajar dalam proses perkembangan itu sangat menentukan. Dalam hal ini belajar akan berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadiya perkembangan (causes of development ). tanpa melalui belajar potensi mental psikologis anak tidak mungkin akan dapat dikembangkan. Atau dengan kata lain tanpa belajar maka manusia tidak akan dapat bertingkah laku seperti manusia. Dan perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan unsure kematangan dan belajar.
Ciri ciri kematangan anak :
a.       “ Matur “ atau matangnya suatu fungsi atau potensi baik fisik atau mental psikologis tertentu sehingga kondisinya dalam keadaan kedaan mampu atau sanggup untuk dikembangkan atau digunakan.
b.      “Readiness” atau kesiapan suatu fungsi atau potensi untuk digunakan atau untuk dilatih / dikembangkan.
c.       “masa peka” yaitu masa yang tepat bagi suatu fungsi atau potensi untuk mudah bereaksi apabila dibimbing atau dilatih untuk dikembangkan dengan sebaik baiknya.

1.4.2   Ciri Ciri Adanya Kematangan
Mengetahui adanya tahap kematangan suatu sikap sangat penting artinya bagi setia seorang pendidik atau pengasuh, karena pada tingkat itulah sianak akan memberikan reaksi yang sebaik baiknya terhadap semua usaha bimbingan atau pendidikan yang sesuai bagi merka.
Oleh karena itu kalau ingin melajar atau melatih dengan berhasil, tunggulah saat yang tepat yaitu timbulnya kematangan yang bagi siterdidik merupakan masa peka atau masa yang tepat untuk dikembangkan atau dialtih.
Adanya ciri – ciri adanya kematangan tersebut pada siri si anak adalah ditandai
dengan :
1.         Perhatian si anak.
2.         Lamanya perhatian berlangsung.
3.         Kemajuan jika diajar atau dilatih.
Telah banyak percobaan percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengaaran atau pengalaman. Hasilnya antara lain :
1.         Pada tahun tahun pertama “kematangan” ii penting karena memungkinkan pengajaran atau latihan.
2.         Dalam perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan diantara anak kembar dan anak yang berbeda rasanya ( negso dan amerika misalnya.
3.         Berlangsungnya secara bersama sama antar pertumbuhan kodrat ( kematangan ) dengan pengajaran atau latihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembangan anak.

Adapun tentang perkembangan para ahli mengemukakan beberapa prinsip sebagai berikut :
1.         Prinsip konvergensi, bahwa perkembangan itu ditentukan aleh dasar dan ajar, pembawaan dan lingkungan.
2.         Prinsip kematangan : efek usaha belajar itu tergantung pada kematangan seseorang dalam suatu fungsi. Jadi tidak baik kita memaksa anak untuk melakukan usaha belajar sebelum ia matang untuk menjalankan usaha itu.
3.         Fungsi – fungsi psikis berkembang bersama sama, tidak timbul secara beruntun.
4.         Perkembangan meliputi diferensi dan integrasi.
5.         Prinsip kesatuan organis: tiap tiap fungsi tumbuh dan berkembagntidak terlepas satu sama lain.
6.         Prinsip tempo dan irama perkembangan: tempo perkembangan yaitu tiap tiap anak mempunya kecepatan perkembangan fungsi – fungsinya masing masing, ada yang cepat dan ada yang lambat.
7.         Tiap golongan individu ( species )mempunyai perkembangan yang sama.
8.         Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan asuhan.
Khusus tentang prinsip kematangan, bahwa yang dimaksud kematangan adalah kemampuan seorang untuk berbuat sesuatu dengan cara cara tertentu.
a.    Menurut aristoteles:
0 – 7 tahun, periode anak kecil.
7 – 14 tahun, periode anak sekolah.
14 – 21 tahun, periode pemuda.
b. Menurut Johann Amon Comenius
pembagianya adalah sebagai berikut :
1.      0 – 6 tahun, masa scola

1.4.3   Fungsi Kematangan dalam Proses Perkembangan/Belajar.
Dalam proses perkembangan fungsi kematangan ini adalah sebagai berikut :
1.         Pemberi bahan mentah atau bahan baku bagi suatu perkembangan ;misalnya kematangan otot dan urat kaki sebagai bahan untuk perkembangan belajar.
2.         Pemberi batas dan kwalitas perkembangan, makin baik kwalitas kematangan suatu fungsi akan makin baik kwalitas hasil perkembangan yang akan terjadi, tetapi sebaliknya makin kurang baik kematangan nya akan makin kurang baik pula perkembanganya.
3.         Pemberi kemudahan bagi pendidik atau pengasuh apabila melatih atau membimbing / mengajarnya.

























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjabaran diatas dapat kami simpulkan bahwa alur perkembangan individu dimulai bukan setelah individu tersebut lahir ke dunia melainkan sejak konsepsi sampai meninggal dunia. Kecenderungan arah perkembangan individu ada 3




 











0 comments:

Post a Comment