BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahapan
perkembangan individu merupakan bagian dari rentang perjalanan kehidupan.
Sebagai sebuah tahapan mengenai masalah pembabakan, kegiatan tahapan
perkembangan individu tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus
bersifat elaktif. Maksudnya tidak terpaku pada suatu pendapat saja, tapi
bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang punya hubungan yang
erat.
Agar
aktivitas dalam tahapan perkembangan individu tidak terjebak dalam barbagai
bentuk penyimpangan dan dapat merupakan semua pihak. Maksutnya tugas
perkembangan itu merupakan sauatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam
rentang kehidupan individu. Apabila tugas dalam perkembangan itu bisa di
tuntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas
selanjutnya. Sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan
pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan
kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.
Degan
kata lain, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai ketrampilan
tertentu yang penting dalam memperoleh pola perilaku yang di setujui bagi
berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Oleh
karna itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang tahapan perkembangan
individu, melalaui tulisan ini akan di paparkan tentang beberapa tahapan, tugas
dan hukum pertumbuhan dan perkembangan individu.
B. Rumusan Masalah
a)
Apa saja tahap-tahap
perkembangan individu?
b)
Apa tugas-tugas perkembangan
individu?
c)
Apa saja hukum-hukum yang
mendasari pertumbuhan dan perkembangan individu?
C. Tujuan
a)
Untuk mengetahui tahap-tahap
perkembangan individu.
b)
Untuk mengetahui tugas-tugas
perkembngan individu.
c)
Untuk mengetahui hukum-hukum
yang mendasari pertumbuhan dan perkembangan individu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tahap-Tahap
Perkembangan Individu
Perkembangan dapat diartikan sebagai "perubahan yang progresif
dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai
mati". Pengertian lain dari perkembangan adalah "perubahan perubahan
yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah)" (Syamsul Yusuf, 2009:15).
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas
serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif ( E.B. Harlock
).
Tahap-tahap perkembangan
individu ada tiga, yaitu:
1)
Tahap Perkembangan berdasarkan
Analisis Biologis
a)
Aristoteles menggambarkan
perkembangan individu menjadi tiga tahapan,yaitu :
Tahap I
: dari 0,0 sampai 7,0 tahun
(masa anak kecil atau masa bermain).
Tahap II :
dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah).
Tahap III :
dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari usia anak menjadi orang
dewasa).
Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi
oleh pergantian gigi, sedangkan antara tahap II dan III ditandai dengan mulai
berfungsinya organ-organ seksual.
b) Kretscmer
mengemukakan bahwa dari lahir sampe dewasa individu melewati empat tahapan
yaitu:
Tahap I : dari 0,0
sampai kira-kira 3,0 tahun pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.
Tahap II : dari kira-kira
3,0 sampai kira-kira 7,0 pada periode ini anak kelihatan langsing.
Tahap III : dari kira-kira
7,0 sampai kira-kira 13,0 pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.
Tahap IV : dari kira-kira
13,0 sampai kira- kira 20,0 tahun ; pada masa ini anak kembali kelihatan langsing.
b)
Elizabeth Hurlock mengemukakan
penahapan perkembangan individu
c)
sebagai berikut:
Tahap I : Fase Prenatal (sebelum lahir), mulai
masa konsepasi sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280
hari.
Tahap II : Infancy
(orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.
Tahap III : Babyhood
(bayi), mulai dari 2 minggu sampai usia 2 tahun.
Tahap IV : Childhood
(kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa remaja (puber).
Tahap V : Adolesence/puberty,
mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21 tahun.
2. Tahap
Perkembangan Berdasarkan Diktis
Dasar didaktis atau
interaksional yang dipergunakan oleh para ahli ada beberapa kemungkinan: (1)
Apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu? (2)
Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar pada anak idik
pada masa-masa tertentu?
Yang dapat digolongkan ke
dalam penahapan berdasarkan dikti antaralain pendapat dari Comenius dan
Rosseau.
a)
Comenius
Dipandang dari segi
pendidikan, pendidikan yang lengkap bagi seseorang itu berlangsung dalam empat
jenjang, yaitu: (a) Sekolah ibu, untuk anak-anak 0,0 sampai 6,0 tahun, (b)
Sekolah bahasa Ibu , untuk anak-anak usia 6,0 sampai 12,0 tahun, d) Akademi,
untuk pemuda-pemudi usia 18,0 sampai 24,0 tahun. Pada setiap sekolah tersebut
harus diberikan bahan pengajaran yang sesuai dengan perkembangan anak didik,
dan harus dipergunakan metode penyampaian yang sesuai dengan perkembangannya.
b) Rosseau
Penahapan perkembangan
menurut Rosseau yaitu:
Tahap I :
0,0 sampai 2,0 tahun, usia asuhan.
Tahap II :
2,0 sampai 12,0, masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera.
Tahap III :
12,0 sampai 15,0 tahun, periode pendidikan akal.
Tahap IV :
15,0 samapai 20,0 periode pendidikan watak dan pendidikan agama.
3. Tahap
Perkembangan Berdasarkan Psikologis
Para ahli yang
menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam menganalisis tahap
perkembangan, mencari pengalaman psikologis yang khas bagi individu agar dapat
digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang satu ke fase yang lain dalam
perkembangannya. Menurut para ahli, dalam perkembangan, individu mengalami
masa-masa kegoncangan.
Kegoncangan psikis hampir
dialami hampir oleh semua orang. Pada umumnya, individu mengalami masa kegoncngan
dua kali, yaitu kira-kira pada tahun ketiga atau keempat, dan pada permulaan
masa pubertas.
Berdasarkan dua masa
kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat digambarkan melewati tiga
periode atau masa, yaitu dari lahir sampai kegoncangan pertama (masa
kanak-kanak), masa kegoncangan pertama sampai kedua (masa keserasian
bersekolah), dan masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa
disebut masa kematangan.
B. Tugas-tugas Perkembangan Individu
Robert Havigurst (Adam
& Gullota, 1983) melalui perspektif psikososial berpendapat bahwa periode
yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk n perubahan kematangan,
persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai prasyarat
untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.
Tugas perkembangan
merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan
individu, apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan
dan keuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya; jika gagal, maka akan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Munculnya tugas-tugas
perkembangan , bersumber pada faktor-faktor berikut:
1. Kematangan
fisik
2. Tuntutan
masyarakat secara kultural
3. Tuntutan
dari dorongan dari individu itu sendiri
4. Tuntutan
norma agama
Tugas-tugas perkembangan individu pada setiap fase perkembangan
1. Tugas tugas
perkembangan pada usia bayi dan kanak-kanak (0,0 - 6,0) tahun
a)
Belajar berjalan.
b)
Belajar memakan makan padat.
c)
Belajar berbicara.
d)
Belajar buang air kecil dan
buang air besar.
e)
Belajar mengenal perbedaan
jenis kelamin.
f)
Mencapai kestabilan jasmaniah
fisiologis.
g)
Membentuk konsep-konsep
sederhana kenyataan sosial, dan alam.
h)
Belajar mengadakan hubungan
emosional dengan orangtua, saudara, dan orang lain.
i)
Belajar mengadakan hubungan
baik dan buruk.
2. Tugas-tugas
perkembangan pada masa sekolah (0,6 -12,0) tahun
a)
Belajar memperoleh keterampilan
fisik untuk melakukan permainan.
b)
Belajar membentuk sikap yang
sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
c)
Belajar bergaul dengan
teman-teman sebaya.
d)
Belajar memainkan peranan
sesuai dengan jenis kelaminnya.
e)
Belajar ketrampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan berhitung.
f)
Belajar mengembangkan konsep
sehari-hari.
g)
Mengembangkan kata hati.
h)
Belajar memperoleh kebasan yang
bersifat pribadi.
i)
Mengembangkan sikap yang
positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
3. Tugas-tugas
perkembangan remaja
Menurut Konopka (dalam
Pikunas,1976; Kaczman &Riza) masa remaja merupakan segmen kehidupan yang
penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang
dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
Menurut Salman dan
Pikunas (1976) masa remaja ditandai dengan:
a)
Berkembangnya sikap dependen
kepada orang tua ke arah independen
b)
Minat seksualitas
c)
Kecenderungan untuk merenung
atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika , dan isi-isu moral.
Erikson memandang
pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu periode
saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan. Apabila
remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan
arah. Dampaknya mungkin mereka akan mengembangkan perilaku yang menyimpang,
melakukan kriminalitas, atau menutup diri dari masyarakat.
William Kay mengemukakan
tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut:
a)
Menerima fisiknya sendiri
berikut beragam kualitasnya
b)
Mencapai kemandirian emosional
dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai
otoritas.
c)
Mengembngkan ketrampilan
komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan
teman-teman sebaya atau orag lain, baik secara individual maupun kelompok.
d)
Menemukan manusia model yang
dijadikan identitasnya.
e)
Menerima dirinya sendiri dan
memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
f)
Memperkuat self-control
(kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup.
C. Hukum-hukum pertumbuhan dan
perkembangan
a.
Hukum pertumbuhan.
Menurut Satoto,1993. Terdapat dua hukum pertumbuhan fisik yang
berlaku umum dan menyeluruh yaitu Hukum
Chepa Lacaudal Dan Hukum Proximodistal.
1. Hukum Chepa Lacaudal
Pertumbuhan dimulai dari arah kepala menuju ke kaki. Dalam hukum ini
bagian kepala tumbuh lebih dahulu daripada daerah-daerah lain. Kematangan
pertumbuhan juga berlangsung lebih dahulu di bagian kepala, kemudian berlanjut
ke bagian-bagian lain dari tubuh.(Siti Hartinah,2011:33)
Menurut hukum
chepa Lacaudal, pertumbuhan fisik seseorang di mulai dari arah kepala baru
menuju kearah lain bagian tubuh.
2. Hukum proximodista
Pertumbuhan berpusat
dari daerah sumbu (proximo) ke arah tepi(distal), (Siti Hartinah,2011:33).
Menurut hukum proximodistal pertumbuhan dimulai dari sumbu yang terdiri dari
jantung,alat pernapasan dan alat pencernaan yang akan tumbuh terlebih dahulu
dan lebih pesat apabila dibandingkan dengan didaerah tepi, miosalnya anggota
tubuh lain (anggota gerak badan).
b . Hukum
perkembangan.
Hukum perkembangan adalah prinsip-prinsip
yang mendasari perkembangan fisik maupun psikis individu.
Macam-macam hukum perkembangan tersebut
terdiri dari:
1. Hukum Tempo Perkembangan.
Istilah tempo berarti waktu atau masa. Hokum
tempo perkembangan bermakna berlangsungnya perkembangan individu yang satu
tidak sama cepat atau lambatnya dengan
individu yang lain. (Siti hartinah, 2011: 62).
Ada individu yang dalam perkembangannya serba
cepat misalnya dalam hal pemahaman suatu pelajaran, tetapi ada pula individu
yang membutuhkan waktu yang lama untuk menyamai individu yang lain. Tidak lain
semuanya ini menyangkut tempo perkembangan dan ini telah menjadi hukum yang pasti bahwa setiap individu
mempunyai kecepatan(tempo) perkembangan
yang berbeda-beda menurut indivudunya sendiri.
2. Hukum
Irama Perkembangan.
Yakni variasi atau fluktuasi naik turunnya
perkembangan individu berlangsung dengan irama perkembangan yang tidak selalu
dengan irama perkembangan yang konstan, tetapi kadang dengan irama yang cepat,
lambat bahkan kadang-kadang berhenti kemudian dengan cepat berpacu.( Siti
hartinah, 2011: 62).
Dalam
Hukum ini menyatakan bahwa, bahwa berlangsungnya perkembangan itu tidak selalu
tetap konsisten dan merata pada setiap waktu. Hukum irama perkembangan
mengungkapkan bukan lagi cepat atau lambatnya perkembangan individu, akan
tetapi tentang irama atau rythme perkembangan. Jadi perkembangan individu ini
mengalami gelombang “Pasang Surut”, mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak
tersebut mengalami juga kemunduran dalam suatu bidang tertentu.
3. Hukum Rekapitulasi.
Dikatakan bahwa perkembangan psikis individu
akan pengulangan urutan tingkah laku dari perkembangan nenek moyang suatu
bangsa. ( Siti hartinah, 2011: 63)
Hukum ini menjelaskan, perkembangan psikis
anak adalah ulangan secara singkat perkembangan umat manusia. Dari Seluruh
perkembangan umat manusia terulang dalam waktu beberapa tahun secara singkat
dalam perkembangan individu yang bersangkutan.
4. Hukum Masa Peka
Menurut M. Montessori “Dalam perkembangan
anak terdapat suatu saat yang sangat tepat bagi suatu fungsi untuk dapat
berkembangan dengan baik sekali atau sangat sensitive dan sangat dengan mudah
untuk merespon stimulus yang dating kepada dirinya. (Siti Hartinah, 2011: 63)
Pada masa ini anak mempunyai kesiapan terbaik
untuk melaksanakan tugas perkembangan dalam fungsi tertentu. Oleh karena itu
harus dilayani dan diberi kesempatan sebaik-baiknya untuk menjalankan fungsi
tersebut.
5. Hukum Truzalter( Masa Menentang)
Pelaksanaan individu tidak selalu berlangsung
dengan tenang dan teratur tetapi pada masa tertentu terjadi guncangan yang
membawa perubahan secara radikal.( Siti Hartinah, 2011: 65)
Hukum ini menyatakan perkembangan individu
itu tidak selalu mulus sesuai dengan keinginan dari individu tersebut. Tetapi
selalu ada macam-macam rintangan yang dapat mengganggu jalannya perkembangan
tersebut. Dalam proses tersebut selalu ada hambatan yang dapat membawa
perubahan yang baik terhadap individu tersebut.
6. Hukum Masa Eksploratif
Menurut langeveld,” perkembangan individu
merupakan suatu proses yang berlangsung sebagai suatu penjelajahan dan penemuan
pada individu yang bersangkutan. (Siti Hartinah, 2011: 65)
Dalam hokum ini msngandung arti bahwa
perkembangan individu diperlukan adanya suatu proses penjelajahan yang aman
individu yang bersangkutan ikut serta dalam mencapai suatu tujuan perkembangan.
7. Hukum Pertahanan Diri
Yakni suatu respon dalam bentuk sikap atau
perilaku individu dimunculkan ketika dirinya merasa mendapatkan stimulus yang
tidak sesuai atau tidak menyanangkan. ( Siti Hartinah, 2011: 66)
Dorongan mempertahankan diri terwujud
misalnya dorongan seseorang dalam mencapai suatu tujuan dan menjaga keselamatan diri sendiri. Dari
usaha untuk memepertahankan diri berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan
diri
Hukum mengembangkan diri mengandung arti
bahwa setiap individu memiliki dorongan ilmiah untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya tetapi keberhasilan hal tersebut memerlukan usaha yang aktif dan
kreatif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan adalah
perubahan yang di alami individu secara progresif menuju tingkat kedewasaan
yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik
maupun psikis yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Tahapan perkembangan
meliputi analisis biologis, diktis, dan psikologis.
Adapun tugas-tugas yang di lakukan pada
proses perkembangan, tugas itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode
tertentu dalam rentang kehidupan individu. Apabila tugas itu dapat berhasil di
tuntaskan maka akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas
berikutnya, jika gagal maka akan menyebabkan ketidak bahagiaan yang menimbulkan
penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu LN.2009. Psikologi Perkembanngan Anak dan Remaja.Bandung : PT.REMAJA ROSDAKARYA
RSS Feed
Twitter
2:42 AM
Unknown
Posted in
0 comments:
Post a Comment