Blogger Widgets

Thursday, January 1, 2015





BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Tahapan perkembangan individu merupakan bagian dari rentang perjalanan kehidupan. Sebagai sebuah tahapan mengenai masalah pembabakan, kegiatan tahapan perkembangan individu tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus bersifat elaktif. Maksudnya tidak terpaku pada suatu pendapat saja, tapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang punya hubungan yang erat.
Agar aktivitas dalam tahapan perkembangan individu tidak terjebak dalam barbagai bentuk penyimpangan dan dapat merupakan semua pihak. Maksutnya tugas perkembangan itu merupakan sauatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu. Apabila tugas dalam perkembangan itu bisa di tuntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas selanjutnya. Sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.
Degan kata lain, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai ketrampilan tertentu yang penting dalam memperoleh pola perilaku yang di setujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Oleh karna itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang tahapan perkembangan individu, melalaui tulisan ini akan di paparkan tentang beberapa tahapan, tugas dan hukum pertumbuhan dan perkembangan individu.




B. Rumusan Masalah

a)        Apa saja tahap-tahap perkembangan individu?
b)        Apa tugas-tugas perkembangan individu?
c)        Apa saja hukum-hukum yang mendasari pertumbuhan dan perkembangan individu?

C. Tujuan

a)        Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan individu.
b)        Untuk mengetahui tugas-tugas perkembngan individu.
c)        Untuk mengetahui hukum-hukum yang mendasari pertumbuhan dan perkembangan individu.


















BAB II
PEMBAHASAN


A. Tahap-Tahap Perkembangan Individu

Perkembangan dapat diartikan sebagai "perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati". Pengertian lain dari perkembangan adalah "perubahan perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)" (Syamsul Yusuf, 2009:15).
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif ( E.B. Harlock ).

Tahap-tahap perkembangan individu ada tiga, yaitu:

1)        Tahap Perkembangan berdasarkan Analisis Biologis
a)        Aristoteles menggambarkan perkembangan individu menjadi tiga tahapan,yaitu :
Tahap I                       : dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain).
Tahap II           : dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah).
Tahap III         : dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja atau pubertas, masa                                  peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa).
Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantian gigi, sedangkan antara tahap II dan III ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ seksual.

b)         Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampe dewasa individu melewati empat tahapan yaitu:
Tahap I        : dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun pada fase ini anak kelihatan                                            pendek gemuk.
Tahap II       : dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira 7,0 pada periode ini anak                                                  kelihatan langsing.
Tahap III     : dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 pada masa ini anak                                                    kelihatan pendek gemuk kembali.
Tahap IV     : dari kira-kira 13,0 sampai kira- kira 20,0 tahun ; pada masa ini anak                                     kembali kelihatan langsing.

b)        Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu
c)               sebagai berikut:

Tahap  I       : Fase Prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepasi sampai proses                                       kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.
Tahap II       : Infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.
Tahap III     : Babyhood (bayi), mulai dari 2 minggu sampai usia 2 tahun.
Tahap IV     : Childhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa remaja                                               (puber).
Tahap V       : Adolesence/puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21                               tahun.

2. Tahap Perkembangan Berdasarkan Diktis

Dasar didaktis atau interaksional yang dipergunakan oleh para ahli ada beberapa kemungkinan: (1) Apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu? (2) Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar pada anak idik pada masa-masa tertentu?
Yang dapat digolongkan ke dalam penahapan berdasarkan dikti antaralain pendapat dari Comenius dan Rosseau.


a)                  Comenius
Dipandang dari segi pendidikan, pendidikan yang lengkap bagi seseorang itu berlangsung dalam empat jenjang, yaitu: (a) Sekolah ibu, untuk anak-anak 0,0 sampai 6,0 tahun, (b) Sekolah bahasa Ibu , untuk anak-anak usia 6,0 sampai 12,0 tahun, d) Akademi, untuk pemuda-pemudi usia 18,0 sampai 24,0 tahun. Pada setiap sekolah tersebut harus diberikan bahan pengajaran yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dan harus dipergunakan metode penyampaian yang sesuai dengan perkembangannya.

b)         Rosseau
Penahapan perkembangan menurut Rosseau yaitu:
Tahap I            : 0,0 sampai 2,0 tahun, usia asuhan.
Tahap II           : 2,0 sampai 12,0, masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera.
Tahap III         : 12,0 sampai 15,0 tahun, periode pendidikan akal.
Tahap IV         : 15,0 samapai 20,0 periode pendidikan watak dan pendidikan                                               agama.

3. Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis

Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman psikologis yang khas bagi individu agar dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang satu ke fase yang lain dalam perkembangannya. Menurut para ahli, dalam perkembangan, individu mengalami masa-masa kegoncangan.
Kegoncangan psikis hampir dialami hampir oleh semua orang. Pada umumnya, individu mengalami masa kegoncngan dua kali, yaitu kira-kira pada tahun ketiga atau keempat, dan pada permulaan masa pubertas.
Berdasarkan dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat digambarkan melewati tiga periode atau masa, yaitu dari lahir sampai kegoncangan pertama (masa kanak-kanak), masa kegoncangan pertama sampai kedua (masa keserasian bersekolah), dan masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa disebut masa kematangan.

B. Tugas-tugas Perkembangan Individu

Robert Havigurst (Adam & Gullota, 1983) melalui perspektif psikososial berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk n perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan keuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya; jika gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Munculnya tugas-tugas perkembangan , bersumber pada faktor-faktor berikut:
1. Kematangan fisik
2. Tuntutan masyarakat secara kultural
3. Tuntutan dari dorongan dari individu itu sendiri
4. Tuntutan norma agama

Tugas-tugas perkembangan individu pada setiap fase perkembangan

1. Tugas tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak-kanak (0,0 - 6,0) tahun

a)        Belajar berjalan.
b)        Belajar memakan makan padat.
c)        Belajar berbicara.
d)       Belajar buang air kecil dan buang air besar.
e)        Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
f)         Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
g)        Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial, dan alam.
h)        Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orangtua, saudara, dan orang lain.
i)          Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk.

2. Tugas-tugas perkembangan pada masa sekolah (0,6 -12,0) tahun

a)        Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
b)        Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
c)        Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya.
d)       Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e)        Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
f)         Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.
g)        Mengembangkan kata hati.
h)        Belajar memperoleh kebasan yang bersifat pribadi.
i)          Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga.

3. Tugas-tugas perkembangan remaja

Menurut Konopka (dalam Pikunas,1976; Kaczman &Riza) masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
Menurut Salman dan Pikunas (1976) masa remaja ditandai dengan:
a)        Berkembangnya sikap dependen kepada orang tua ke arah independen
b)        Minat seksualitas
c)        Kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika , dan isi-isu moral.

Erikson memandang pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah. Dampaknya mungkin mereka akan mengembangkan perilaku yang menyimpang, melakukan kriminalitas, atau menutup diri dari masyarakat.
William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut:
a)                  Menerima fisiknya sendiri berikut beragam kualitasnya
b)                  Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang         mempunyai otoritas.
c)                  Mengembngkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul   dengan teman-teman sebaya atau orag lain, baik secara individual maupun        kelompok.
d)                 Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e)                  Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya         sendiri.
f)                   Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala            nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup.

C. Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan

a.  Hukum pertumbuhan.
Menurut Satoto,1993. Terdapat dua hukum pertumbuhan fisik yang berlaku umum dan menyeluruh yaitu Hukum Chepa Lacaudal Dan Hukum Proximodistal.

1. Hukum Chepa Lacaudal
Pertumbuhan dimulai dari arah kepala menuju ke kaki. Dalam hukum ini bagian kepala tumbuh lebih dahulu daripada daerah-daerah lain. Kematangan pertumbuhan juga berlangsung lebih dahulu di bagian kepala, kemudian berlanjut ke bagian-bagian lain dari tubuh.(Siti Hartinah,2011:33)
Menurut hukum chepa Lacaudal, pertumbuhan fisik seseorang di mulai dari arah kepala baru menuju kearah lain bagian tubuh.

            2. Hukum proximodista
                        Pertumbuhan berpusat dari daerah sumbu (proximo) ke arah tepi(distal), (Siti Hartinah,2011:33). Menurut hukum proximodistal pertumbuhan dimulai dari sumbu yang terdiri dari jantung,alat pernapasan dan alat pencernaan yang akan tumbuh terlebih dahulu dan lebih pesat apabila dibandingkan dengan didaerah tepi, miosalnya anggota tubuh lain (anggota gerak badan).

b .        Hukum perkembangan.
Hukum perkembangan adalah prinsip-prinsip yang mendasari perkembangan fisik maupun psikis individu.

Macam-macam hukum perkembangan tersebut terdiri dari:

1. Hukum Tempo Perkembangan.
Istilah tempo berarti waktu atau masa. Hokum tempo perkembangan bermakna berlangsungnya perkembangan individu yang satu tidak sama cepat atau lambatnya dengan   individu yang lain. (Siti hartinah, 2011: 62).
Ada individu yang dalam perkembangannya serba cepat misalnya dalam hal pemahaman suatu pelajaran, tetapi ada pula individu yang membutuhkan waktu yang lama untuk menyamai individu yang lain. Tidak lain semuanya ini menyangkut tempo perkembangan dan ini telah menjadi  hukum yang pasti bahwa setiap individu mempunyai  kecepatan(tempo) perkembangan yang berbeda-beda menurut indivudunya sendiri.

2. Hukum Irama Perkembangan.
Yakni variasi atau fluktuasi naik turunnya perkembangan individu berlangsung dengan irama perkembangan yang tidak selalu dengan irama perkembangan yang konstan, tetapi kadang dengan irama yang cepat, lambat bahkan kadang-kadang berhenti kemudian dengan cepat berpacu.( Siti hartinah, 2011: 62).

 Dalam Hukum ini menyatakan bahwa, bahwa berlangsungnya perkembangan itu tidak selalu tetap konsisten dan merata pada setiap waktu. Hukum irama perkembangan mengungkapkan bukan lagi cepat atau lambatnya perkembangan individu, akan tetapi tentang irama atau rythme perkembangan. Jadi perkembangan individu ini mengalami gelombang “Pasang Surut”, mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak tersebut mengalami juga kemunduran dalam suatu bidang tertentu.

3. Hukum Rekapitulasi.
Dikatakan bahwa perkembangan psikis individu akan pengulangan urutan tingkah laku dari perkembangan nenek moyang suatu bangsa. ( Siti hartinah, 2011: 63)
Hukum ini menjelaskan, perkembangan psikis anak adalah ulangan secara singkat perkembangan umat manusia. Dari Seluruh perkembangan umat manusia terulang dalam waktu beberapa tahun secara singkat dalam perkembangan individu yang bersangkutan.

4. Hukum Masa Peka
Menurut M. Montessori “Dalam perkembangan anak terdapat suatu saat yang sangat tepat bagi suatu fungsi untuk dapat berkembangan dengan baik sekali atau sangat sensitive dan sangat dengan mudah untuk merespon stimulus yang dating kepada dirinya. (Siti Hartinah, 2011: 63)
Pada masa ini anak mempunyai kesiapan terbaik untuk melaksanakan tugas perkembangan dalam fungsi tertentu. Oleh karena itu harus dilayani dan diberi kesempatan sebaik-baiknya untuk menjalankan fungsi tersebut.

5. Hukum Truzalter( Masa Menentang)
Pelaksanaan individu tidak selalu berlangsung dengan tenang dan teratur tetapi pada masa tertentu terjadi guncangan yang membawa perubahan secara radikal.( Siti Hartinah, 2011: 65)
Hukum ini menyatakan perkembangan individu itu tidak selalu mulus sesuai dengan keinginan dari individu tersebut. Tetapi selalu ada macam-macam rintangan yang dapat mengganggu jalannya perkembangan tersebut. Dalam proses tersebut selalu ada hambatan yang dapat membawa perubahan yang baik terhadap individu tersebut.

6. Hukum Masa Eksploratif
Menurut langeveld,” perkembangan individu merupakan suatu proses yang berlangsung sebagai suatu penjelajahan dan penemuan pada individu yang bersangkutan. (Siti Hartinah, 2011: 65)
Dalam hokum ini msngandung arti bahwa perkembangan individu diperlukan adanya suatu proses penjelajahan yang aman individu yang bersangkutan ikut serta dalam mencapai suatu tujuan perkembangan.

7. Hukum Pertahanan Diri
Yakni suatu respon dalam bentuk sikap atau perilaku individu dimunculkan ketika dirinya merasa mendapatkan stimulus yang tidak sesuai atau tidak menyanangkan. ( Siti Hartinah, 2011: 66)
Dorongan mempertahankan diri terwujud misalnya dorongan seseorang dalam mencapai suatu tujuan  dan menjaga keselamatan diri sendiri. Dari usaha untuk memepertahankan diri berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan diri
Hukum mengembangkan diri mengandung arti bahwa setiap individu memiliki dorongan ilmiah untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya tetapi keberhasilan hal tersebut memerlukan usaha yang aktif dan kreatif.








BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Perkembangan adalah perubahan yang di alami individu secara progresif menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Tahapan perkembangan meliputi analisis biologis, diktis, dan psikologis.
Adapun tugas-tugas yang di lakukan pada proses perkembangan, tugas itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu. Apabila tugas itu dapat berhasil di tuntaskan maka akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, jika gagal maka akan menyebabkan ketidak bahagiaan yang menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.













DAFTAR PUSTAKA



      Yusuf, Syamsu LN.2009. Psikologi Perkembanngan Anak dan Remaja.Bandung : PT.REMAJA ROSDAKARYA

0 comments:

Post a Comment