Blogger Widgets

Friday, January 2, 2015



BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
 Seorang pelajar merasa senang datang ke sekolahnya, dikarenakan pada pikirannya tergambar sebuah ruangan kelas yang nyaman, pengajar-pengajar yang baik, dan berkompeten, teman-teman yang baik, fasilitas-fasilitas pengajaran yang lengkap dan mendukung, sehingga dia mampu berpikir produktif, bekerja sama dengan teman-temannya, mampu menyerap informasi yang disampaikan. Inilah sebuah gambaran di mana sebuah lingkungan belajar mampu mendorong siswa untuk datang ke sekolah. Berbeda halnya dengan seorang pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, pengajar-pengajar yang tidak baik, suasana kelas yang berantakan, teman-teman yang individualis, serta fasilitas pengajaran yang tidak sesuai, tentunya akan menimbulkan kesan malas, dan membosankan, sehingga tidak timbul rasa semangat pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan berdampak pada kegagalan proses belajar-mengajar, dikarenakan suasana lingkungan belajar yang tidak kondusif dan efektif.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa salah satu faktor penting yang menentukan hasil belajar adalah lingkungan belajar. Dalam lingkungan yang menyenangkan, siswa akan senang belajar, dan secara langsung akan meningkatkan hasil belajar. Sebaliknya jika lingkungan belajar tidak nyaman maka tidak akan mendukung hasil belajar yang maksimal.



1.2                Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan kelas yang kondusif?
2.      Apa saja ciri-ciri kelas yang kondusif?
3.      Bagaimana cara menciptakan kelas yang kondusif?

1.3                 Tujuan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan kelas yang kondusif.
2.      Apa saja cirri-ciri kelas yang kondusif.
3.      Mengetahui cara menciptakan kelas yang kondusif.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Kelas yang Kondusif
2.1.1    Pengertian Kelas
Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Bagi guru maupun siswa ruang kelas adalah tempat mereka bekerja. Sehingga ruang kelas yang rapi dan menarik dapat memberi dampak yang positif bagi guru dan siswa yang sedang bekerja. Ruang kelas yang bersih, nyaman, rapi, dan menarik, menjadi tempat kerja yang menyenangkan, sehingga mampu memaksimalkan produktivitas kerja.
Kondisi fisik kelas yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
·           Pencahayaan: kelas harus memiliki atau memperoleh cukup cahaya yang menerangi.
·            Ventilasi: sirkulasi udara dari dalam dan luar harus cukup
·            Kenyamanan: kelas itu harus rapi, bersih, sehat, dan tidak lembab
·           Letak duduk yang diatur sedemikian rupa sehingga menjadikan siswa leluasa dan dapat berinteraksi dengan temannya dalam aktivitas belajar. Misalnya dengan format huruf “U”, meja konferensi, lingkaran, dsb.
·            Penempatan siswa: seperti siswa yang pandai dengan yang kurang pandai
2.1.2    Pengertian Suasana yang Kondusif
            Menurut KBBI pengertian kondusif adalah keadaan yang  memberi peluang pada hasil yg diinginkan yg bersifat mendukung. Jadi suasana kelas yang kondusif adalah keadaan yang mendukung masyarakat sekolah untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar agar tercapai tujuan belajar sehingga berdampak positif bagi guru dan siswa.
2.2     Ciri- Ciri Kelas Kondusif
            Suasana kelas yang kondusif akan mampu mengantarkan pada prestasi akademik dan non-akademik siswa, maupun kelasnya secara keseluruhan. Kelas yang kondusif di antaranya memiliki ciri-ciri; tenang, dinamis, tertib, suasana saling menghargai, saling mendorong, kreativitas tinggi, persaudaraan yang kuat, saling berinteraksi dengan baik, dan bersaing sehat untuk kemajuan.
2.3     Menciptakan Kelas yang Kondusif
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru  sebagian besar terjadi dalam kelas yakni membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. yang berhubungan dengan bakat dan minatnya. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Berikut ini hal – hal yang bisa dilakukan berkaitan dengan penciptaan kelas yang kondusif .
2.3.1    Menata Lingkungan Fisik Kelas
            Lingkungan fisik kelas yang baik adalah ruangan kelas yang menarik, efektif dan mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Jadi yang dikatakan dengan menata lingkungan fisik kelas yang kondusif adalah mengatur/menyetting ruangan kelas sehingga dapat memotivasi siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan kondisi yang aman, nyaman dan tentram dalam melaksanakan proses pembelajaran.
            Dalam menata lingkungan fisik kelas, guru harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

1.      Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.
2.      Accesibility (mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja
3.       Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.
4.       Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
5.       Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
            Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk. (udhiezx.wordpress: 3) yaitu:

1.     Ukuran dan bentuk kelas
Keuntungan dan kerugian kelas, dilihat dari banyak sedikitnya siswa yaitu:
a.    Kelas yang besar
Keuntungannya adalah mudah tercipta kelas yang hidup, siswa belajar dari banyak ragam kawan sehingga mendapatkan banyak pengalaman
Kerugiannya adalah pengelolaannya sukar, banyak ragam kawan, menimbulkan kesulitan jika tidak ada kecocokan
b.   Kelas yang kecil
Keuntungannya adalah Mudah pengelolaannya, Sedikit terdapat ketidakcocokan
Kerugiannya adalah Sukar diciptakan kelas yang hidup, Siswa tidak mendapat kesempatan untuk belajar dari banyak ragam kawan
2.         Bentuk serta ukuran bangku dan meja
            Apabila tempat duduk bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, tidak berat, bundar, dan sesuai dengan postur tubuh anak didik maka anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang. Sudirman mengemukakan beberapa contoh formasi tempat duduk:
a.  Posisi berhadapan
b. Posisi setengah lingkaran
c. Posisi berbaris kebelakang
            Bentuk serta ukuran dan meja dalam kelas ini juga patut diperhatukan oleh guru/pihak sekolah, karena bentuk serta ukuran dan meja itu harus disesuaikan dengan siswanya, ini untuk kenyamanan siswa dalam belajar. Jika ini tidak diperhatikan akan berdampak negative kepada siswa, contohnya ukuran meja yang terlalu tinggi, shingga siswa sulit untuk menulis yang nantinya berakibat pada tulang siswa.
3.         Jumlah siswa dalam kelas
            Pelaksanaan belajar mengajar dapat efektif, sebuah kelas terdiri dari antara 30 sampai 40 orang siswa. Dengan  jumlah yang sesuai dengan kapasitas maka dapat menimbulkan suasana kelas yang diinginkan. Karna jika siswa terlalu banyak (lebih dari 40 orang dalam satu kelas) ini berakibat siswa akat kesulitan dalam berinteraksi dengan teman dan guru yang mengajar. Jadi tidak baik bagi siswa dan guru yang mengajar.
4.         Jumlah siswa dalam setiap kelompok
            Dalam pemecahan masalah siswa dalam setiap kelompok sebaiknya hanya berjumlah 5 sampai 7 orang siswa, karena dalam formalitas dalam kepemimpinan cepat muncul, ketegangan berkurang, perubahan sikap makin kurang nampak, dan solidaritas kelompok bertambah.
5.         Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita).
            Dalam pengelompokan siswa untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan guru, guru harus bisa membagi kelompok-kelompok kecil dalam kelas secara heterogen. Agar terjadi keseimbangan pada setiap kelompok karena dalam satu kelompok terdapat siswa yang pintar, biasa, dan kurang pintar.
6.                  Menjaga kebersihan kelas.
Kelas harus dijaga kebersihannya oleh semua warga kelas. Sediakan tempat sampah di luar kelas. Secara berkala ajak siswa untuk membersihkan kelas secara bersama-sama.

7.                  Pengaturan dinding kelas.
Aturlah dinding kelas sehingga sedap dipandang. Jangan biarkan dinding kelas kosong, tetapi isi dengan berbagai sumber belajar, media, kata-kata mutiara, dan hasil-hasil karya siswa. Dinding kelas yang baik adalah bukan dinding kelas yang bersih tanpa tempelan tetapi dinding kelas yang bermanfaat sebagai sumber belajar. Catlah dinding kelas dengan warna-warna yang cerah, misalnya, merah, kuning, biru, hijau; hindari cat dengan warna yang kalem misalnya coklat dan krem.
8.         Buatlah sudut baca/perpustakaan kelas yang menjamin siswa untuk aktif membaca dan menelusuri informasi. Isi perpustakaan kelas dengan bacaan-bacaan yang manarik yang sesuai dengan usia siswa. Buku-buku di perpustakaan kelas ini jangan hanya buku-buku pelajaran saja tetapi sebaiknya adalah buku-buku yang menarik dan inspiratif.
9.    Menghindari kebisingan.
Kebisingan merupakan masalah yang dihadapi oleh sekolah-sekolah yang ada di perkotaan. Biasanya sekolah-sekolah di kota memiliki bangunan ruang kelas yang dekat dengan jalan raya karena sempitnya lahan. Untuk mengurangi kebisingan tanamlah pohon-pohon.
10.  Sediakan tempat besosialisasi.
Sekolah bukan hanya merupakan tempat belajar berbagai mata pelajaran, tetapi juga untuk besosialisasi. Oleh sebab itu sekolah perlu menyiapkan tempat untuk mereka bersosialisasi. Sediakan kursi di luar kelas yang dapat digunakan oleh siswa untuk berdiskusi, bersosialisasi, atau hanya sekedar beristirahan setelah jenuh belajar pelajaran di kelas.
2.3.2    Mengelola Lingkungan Non Fisik Kelas
            Selain pengaturan lingkungan fisik, lingkungan non fisik juga perlu di kelola. Apa saja lingkungan fisik yang penting bagi terselenggaranya kelas yang kondusif.
1.               Interaksi siswa dengan guru serta siswa dengan siswa lainnya.
 Kembangkan interaksi yang nyaman antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa lainnya. Interaksi ini hanya bisa terjalin kalau guru menggunakan cara PAKEM dalam pembelajaran. Kalau guru hanya menggunakan cara mengajar ceramah, dapat dipastikan interaksi antar siswa akan terbatas.
2.              Buatlah aturan, tata tertib, etika, yang disepakati oleh semua siswa.
Aturan yang dibuat secara demokratis ini menjadi bagian yang mengikat dan memberi keuntungan kepada semua warga kelas
3.              Kenyamanan kelas sebagai tanggung jawab bersama.
Sampaikan kepada semua siswa bahwa kenyamanan kelas menjadi tanggung jawab bersama. Seminggu sekali ajaklah siswa mendisain dan mengatur ruang kelasnya. Kegiatan ini dapat dilakukan seminggu sekali, misalnya dilakukan pada hari sabtu sebelum pulang sekolah. Bahas dengan mereka apa yang perlu ditambahkan di kelas dan apa yang perlu dikurangi.
4.             Refleksi
Tugaskan kepada setiap siswa untuk menuliskan refleksinya mengenai ruang kelas mereka. Melalui refleksi ini guru akan memahami pakah ruang kelasnya ini sudah kondusif untuk pembelajaran atau belum.

2.3.3    Mempersiapkan suasana kelas yang kondusif
Menurut James Block memisahkan antara dua kegiatan yakni sebelum guru masuk  ke kelas (persiapan) dan pada waktu guru masuk kelas (pelaksanaan).
1.         Sebelum guru masuk kelas
 Tahap ini juga disebut tahap persiapan, dan disebut dengan kegiatan menciptakan pra-kondisi. Pekerjaan ini dilakukan di luar kelas, sebelim guru mengajar.
Caranya:
a.  Merumuskan apa yang penting yang harus dimilki oleh siswa.
b. Merancang bantuan-bantuan yang cocok yang dapat diberikan kepada siswa.     
c. Merancang waktu yang sesuai dengan topik.
2.  Pada waktu guru di kelas
Caranya:
a  Memperhatikan keragaman siswa sehingga guru memperlakukan mereka dengan cara dan waktu yang berbeda.
b.  Mengadakan pengukuran terhadap berbagai pencapaian siswa sebagai hasil belajarnya.


BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Suasana kelas yang kondusif adalah keadaan yang mendukung masyarakat sekolah untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar agar tercapai tujuan belajar sehingga berdampak positif bagi guru dan siswa.
Dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif diperlukan penataan lingkungan fisik dan non fisik kelas. Penataan lingkungan fisik  yaitu dengan mengatur/menyetting ruangan kelas sehingga dapat memotivasi siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan kondisi yang aman, nyaman dan tentram dalam melaksanakan proses pembelajaran. Penataan lingkungan non fisik lebih mengarah pada pengaturan suasana belajar seperti pembuatan aturan kelas, menjaga kebersihan kelas.




DAFTAR PUSTAKA
http://hadisuwono.blogspot.com/2009/05/lingkungan-kelas-yang-kondusif.html (hadi suwono, lingk. kelas yg kondusif)
http://nurjanahza.blogspot.com/2011/12/pengertian-kelas.html (pegertian kelas, binar bintang)
http://planetmatematika.blogspot.com/2011/01/menciptakan-kelas-yang-kondusif.html (menciptakan kelas yang kondusif. ied_phynot)
http://desiwidiasari.blogspot.com/2011/05/menciptakan-atmosfer-kelas-yang.html  (MENCIPTAKAN ATMOSFER KELAS YANG KONDUSIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDI. desi widiasari)
http://indhatugas.blogspot.com/2011/01/pengaturan-kondisi-kelas-dan-iklim.html (blog klasB. PENGATURAN KONDISI KELAS DAN IKLIM BELAJAR MURID)
http://ndramura89.wordpress.com/category/classroom-management/ (membangun kondisi kelas kondusif dan mantap. dunia edukasi. Drs. Rustana adhi)

0 comments:

Post a Comment