BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seorang pelajar merasa
senang datang ke sekolahnya, dikarenakan pada pikirannya tergambar sebuah ruangan
kelas yang nyaman, pengajar-pengajar yang baik, dan berkompeten, teman-teman
yang baik, fasilitas-fasilitas pengajaran yang lengkap dan mendukung, sehingga
dia mampu berpikir produktif, bekerja sama dengan teman-temannya, mampu
menyerap informasi yang disampaikan. Inilah sebuah gambaran di mana sebuah
lingkungan belajar mampu mendorong siswa untuk datang ke sekolah. Berbeda
halnya dengan seorang pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang
kotor, pengajar-pengajar yang tidak baik, suasana kelas yang berantakan,
teman-teman yang individualis, serta fasilitas pengajaran yang tidak sesuai,
tentunya akan menimbulkan kesan malas, dan membosankan, sehingga tidak timbul
rasa semangat pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan berdampak pada
kegagalan proses belajar-mengajar, dikarenakan suasana lingkungan belajar yang
tidak kondusif dan efektif.
Gambaran di atas menunjukkan
bahwa salah satu faktor penting yang menentukan hasil belajar adalah lingkungan
belajar. Dalam lingkungan yang menyenangkan, siswa akan senang belajar, dan
secara langsung akan meningkatkan hasil belajar. Sebaliknya jika lingkungan
belajar tidak nyaman maka tidak akan mendukung hasil belajar yang maksimal.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud dengan kelas yang kondusif?
2.
Apa
saja ciri-ciri kelas yang kondusif?
3.
Bagaimana
cara menciptakan kelas yang kondusif?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui
apa yang dimaksud dengan kelas yang kondusif.
2.
Apa
saja cirri-ciri kelas yang kondusif.
3.
Mengetahui
cara menciptakan kelas yang kondusif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelas yang Kondusif
2.1.1 Pengertian Kelas
Kelas dalam arti luas
adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah
yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar yang kreatif untuk mencapai
suatu tujuan.
Bagi guru maupun siswa
ruang kelas adalah tempat mereka bekerja. Sehingga ruang kelas yang rapi dan
menarik dapat memberi dampak yang positif bagi guru dan siswa yang sedang bekerja.
Ruang kelas yang bersih, nyaman, rapi, dan menarik, menjadi tempat kerja yang
menyenangkan, sehingga mampu memaksimalkan produktivitas kerja.
Kondisi fisik kelas yang
baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
·
Pencahayaan: kelas harus memiliki atau memperoleh
cukup cahaya yang menerangi.
·
Ventilasi: sirkulasi udara dari dalam dan
luar harus cukup
·
Kenyamanan: kelas itu harus rapi, bersih,
sehat, dan tidak lembab
·
Letak duduk yang diatur sedemikian rupa
sehingga menjadikan siswa leluasa dan dapat berinteraksi dengan temannya dalam
aktivitas belajar. Misalnya dengan format huruf “U”, meja konferensi,
lingkaran, dsb.
·
Penempatan siswa: seperti siswa yang pandai
dengan yang kurang pandai
2.1.2 Pengertian Suasana yang Kondusif
Menurut
KBBI pengertian kondusif adalah keadaan yang
memberi peluang pada hasil yg diinginkan yg bersifat mendukung. Jadi
suasana kelas yang kondusif adalah keadaan yang mendukung masyarakat sekolah
untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar agar tercapai tujuan belajar
sehingga berdampak positif bagi guru dan siswa.
2.2 Ciri- Ciri Kelas Kondusif
Suasana kelas yang kondusif akan
mampu mengantarkan pada prestasi akademik dan non-akademik siswa, maupun
kelasnya secara keseluruhan. Kelas yang kondusif di antaranya memiliki ciri-ciri;
tenang, dinamis, tertib, suasana saling menghargai, saling mendorong,
kreativitas tinggi, persaudaraan yang kuat, saling berinteraksi dengan baik,
dan bersaing sehat untuk kemajuan.
2.3 Menciptakan
Kelas yang Kondusif
Sekolah adalah tempat
belajar bagi siswa, dan tugas guru sebagian besar terjadi dalam kelas
yakni membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. yang
berhubungan dengan bakat dan minatnya. Kondisi belajar yang optimal dicapai
jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya
dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Peran seorang
guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang menarik. Berikut ini hal – hal yang bisa dilakukan berkaitan
dengan penciptaan kelas yang kondusif .
2.3.1 Menata Lingkungan
Fisik Kelas
Lingkungan fisik kelas yang baik
adalah ruangan kelas yang menarik, efektif dan mendukung siswa dan guru dalam
proses pembelajaran. Jadi yang dikatakan dengan menata lingkungan fisik kelas
yang kondusif adalah mengatur/menyetting ruangan kelas sehingga dapat
memotivasi siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan kondisi yang aman,
nyaman dan tentram dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Dalam menata lingkungan fisik kelas,
guru harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Visibility
( Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas
tidak mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang
guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat
memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.
2.
Accesibility
(mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil
barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak
antar tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat
bergerak dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja
3.
Fleksibilitas
(Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang
perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja
kelompok.
4.
Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara,
dan kepadatan kelas.
5.
Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha
guru menata ruang kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar.
Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap
dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Penyusunan
dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan
memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah
laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu
diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk. (udhiezx.wordpress: 3) yaitu:
1. Ukuran
dan bentuk kelas
Keuntungan
dan kerugian kelas, dilihat dari banyak sedikitnya siswa yaitu:
a. Kelas
yang besar
Keuntungannya adalah mudah tercipta
kelas yang hidup, siswa belajar dari banyak ragam kawan sehingga mendapatkan
banyak pengalaman
Kerugiannya adalah pengelolaannya sukar,
banyak ragam kawan, menimbulkan kesulitan jika tidak ada kecocokan
b. Kelas
yang kecil
Keuntungannya adalah Mudah
pengelolaannya, Sedikit terdapat ketidakcocokan
Kerugiannya adalah Sukar diciptakan
kelas yang hidup, Siswa tidak mendapat kesempatan untuk belajar dari banyak
ragam kawan
2. Bentuk serta ukuran bangku dan meja
Apabila tempat duduk bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu
besar, tidak berat, bundar, dan sesuai dengan postur tubuh anak didik maka anak
didik dapat belajar dengan baik dan tenang. Sudirman mengemukakan beberapa
contoh formasi tempat duduk:
a. Posisi
berhadapan
b. Posisi
setengah lingkaran
c. Posisi
berbaris kebelakang
Bentuk serta ukuran dan meja dalam kelas
ini juga patut diperhatukan oleh guru/pihak sekolah, karena bentuk serta ukuran
dan meja itu harus disesuaikan dengan siswanya, ini untuk kenyamanan siswa
dalam belajar. Jika ini tidak diperhatikan akan berdampak negative kepada
siswa, contohnya ukuran meja yang terlalu tinggi, shingga siswa sulit untuk
menulis yang nantinya berakibat pada tulang siswa.
3. Jumlah siswa dalam kelas
Pelaksanaan belajar mengajar dapat efektif,
sebuah kelas terdiri dari antara 30 sampai 40 orang siswa. Dengan jumlah
yang sesuai dengan kapasitas maka dapat menimbulkan suasana kelas yang
diinginkan. Karna jika siswa terlalu banyak (lebih dari 40 orang dalam satu
kelas) ini berakibat siswa akat kesulitan dalam berinteraksi dengan teman dan
guru yang mengajar. Jadi tidak baik bagi siswa dan guru yang mengajar.
4. Jumlah siswa dalam setiap kelompok
Dalam pemecahan masalah siswa dalam setiap
kelompok sebaiknya hanya berjumlah 5 sampai 7 orang siswa, karena dalam
formalitas dalam kepemimpinan cepat muncul, ketegangan berkurang, perubahan
sikap makin kurang nampak, dan solidaritas kelompok bertambah.
5. Komposisi siswa dalam kelompok (seperti
siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita).
Dalam pengelompokan siswa untuk memecahkan
suatu masalah yang diberikan guru, guru harus bisa membagi kelompok-kelompok
kecil dalam kelas secara heterogen. Agar terjadi keseimbangan pada setiap kelompok
karena dalam satu kelompok terdapat siswa yang pintar, biasa, dan kurang
pintar.
6.
Menjaga kebersihan kelas.
Kelas
harus dijaga kebersihannya oleh semua warga kelas. Sediakan tempat sampah di
luar kelas. Secara berkala ajak siswa untuk membersihkan kelas secara
bersama-sama.
7.
Pengaturan dinding kelas.
Aturlah
dinding kelas sehingga sedap dipandang. Jangan biarkan dinding kelas kosong,
tetapi isi dengan berbagai sumber belajar, media, kata-kata mutiara, dan
hasil-hasil karya siswa. Dinding kelas yang baik adalah bukan dinding kelas
yang bersih tanpa tempelan tetapi dinding kelas yang bermanfaat sebagai sumber
belajar. Catlah dinding kelas dengan warna-warna yang cerah, misalnya, merah,
kuning, biru, hijau; hindari cat dengan warna yang kalem misalnya coklat dan
krem.
8.
Buatlah sudut
baca/perpustakaan kelas yang menjamin siswa untuk aktif membaca dan menelusuri
informasi. Isi perpustakaan kelas dengan bacaan-bacaan yang manarik yang sesuai
dengan usia siswa. Buku-buku di perpustakaan kelas ini jangan hanya buku-buku
pelajaran saja tetapi sebaiknya adalah buku-buku yang menarik dan inspiratif.
9. Menghindari kebisingan.
Kebisingan
merupakan masalah yang dihadapi oleh sekolah-sekolah yang ada di perkotaan.
Biasanya sekolah-sekolah di kota memiliki bangunan ruang kelas yang dekat
dengan jalan raya karena sempitnya lahan. Untuk mengurangi kebisingan tanamlah
pohon-pohon.
10. Sediakan tempat besosialisasi.
Sekolah
bukan hanya merupakan tempat belajar berbagai mata pelajaran, tetapi juga untuk
besosialisasi. Oleh sebab itu sekolah perlu menyiapkan tempat untuk mereka
bersosialisasi. Sediakan kursi di luar kelas yang dapat digunakan oleh siswa
untuk berdiskusi, bersosialisasi, atau hanya sekedar beristirahan setelah jenuh
belajar pelajaran di kelas.
2.3.2 Mengelola Lingkungan Non
Fisik Kelas
Selain pengaturan
lingkungan fisik, lingkungan non fisik juga perlu di kelola. Apa saja
lingkungan fisik yang penting bagi terselenggaranya kelas yang kondusif.
1.
Interaksi siswa dengan guru serta siswa
dengan siswa lainnya.
Kembangkan
interaksi yang nyaman antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa
lainnya. Interaksi ini hanya bisa terjalin kalau guru menggunakan cara PAKEM
dalam pembelajaran. Kalau guru hanya menggunakan cara mengajar ceramah, dapat
dipastikan interaksi antar siswa akan terbatas.
2.
Buatlah aturan, tata tertib, etika, yang
disepakati oleh semua siswa.
Aturan
yang dibuat secara demokratis ini menjadi bagian yang mengikat dan memberi
keuntungan kepada semua warga kelas
3.
Kenyamanan kelas sebagai tanggung jawab
bersama.
Sampaikan kepada semua siswa bahwa kenyamanan
kelas menjadi tanggung jawab bersama. Seminggu sekali ajaklah siswa mendisain
dan mengatur ruang kelasnya. Kegiatan ini dapat dilakukan seminggu sekali,
misalnya dilakukan pada hari sabtu sebelum pulang sekolah. Bahas dengan mereka
apa yang perlu ditambahkan di kelas dan apa yang perlu dikurangi.
4.
Refleksi
Tugaskan kepada setiap siswa untuk menuliskan refleksinya
mengenai ruang kelas mereka. Melalui refleksi ini guru akan memahami pakah
ruang kelasnya ini sudah kondusif untuk pembelajaran atau belum.
2.3.3 Mempersiapkan suasana kelas yang kondusif
Menurut James Block memisahkan antara dua
kegiatan yakni sebelum guru masuk ke kelas (persiapan) dan pada waktu
guru masuk kelas (pelaksanaan).
1.
Sebelum
guru masuk kelas
Tahap ini juga disebut tahap
persiapan, dan disebut dengan kegiatan menciptakan pra-kondisi. Pekerjaan ini
dilakukan di luar kelas, sebelim guru mengajar.
Caranya:
a.
Merumuskan apa yang penting yang harus dimilki oleh siswa.
b. Merancang
bantuan-bantuan yang cocok yang dapat diberikan kepada siswa.
c. Merancang waktu yang sesuai dengan
topik.
2. Pada waktu guru di kelas
Caranya:
a
Memperhatikan keragaman siswa sehingga guru memperlakukan mereka dengan cara
dan waktu yang berbeda.
b. Mengadakan pengukuran terhadap berbagai pencapaian siswa sebagai
hasil belajarnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suasana kelas yang kondusif adalah keadaan yang mendukung masyarakat
sekolah untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar agar tercapai tujuan belajar
sehingga berdampak positif bagi guru dan siswa.
Dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif
diperlukan penataan lingkungan fisik dan non fisik kelas. Penataan lingkungan
fisik yaitu dengan mengatur/menyetting ruangan kelas sehingga
dapat memotivasi siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan kondisi yang
aman, nyaman dan tentram dalam melaksanakan proses pembelajaran. Penataan lingkungan non
fisik lebih mengarah pada pengaturan suasana belajar seperti pembuatan aturan
kelas, menjaga kebersihan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
http://hadisuwono.blogspot.com/2009/05/lingkungan-kelas-yang-kondusif.html
(hadi suwono, lingk. kelas yg kondusif)
http://nurjanahza.blogspot.com/2011/12/pengertian-kelas.html
(pegertian kelas, binar bintang)
http://planetmatematika.blogspot.com/2011/01/menciptakan-kelas-yang-kondusif.html
(menciptakan kelas yang kondusif. ied_phynot)
http://desiwidiasari.blogspot.com/2011/05/menciptakan-atmosfer-kelas-yang.html (MENCIPTAKAN ATMOSFER KELAS YANG KONDUSIF
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN PESERTA DIDI. desi widiasari)
http://indhatugas.blogspot.com/2011/01/pengaturan-kondisi-kelas-dan-iklim.html
(blog klasB. PENGATURAN KONDISI KELAS DAN IKLIM BELAJAR MURID)
http://ndramura89.wordpress.com/category/classroom-management/
(membangun kondisi kelas kondusif dan mantap. dunia edukasi. Drs. Rustana adhi)
RSS Feed
Twitter
6:03 AM
Unknown
Posted in
0 comments:
Post a Comment